Buku SMA Athalia
Sabda Palon Tonggak Bumi Jawa
Keselamatan Dewi Amaravati beserta putri sulungnya, Dyah Hayu Ratna Pambayun, benar-benar terancam. Rombongannya dihadang segerombolan orang bercadar ketika hendak mengunjungi sebuah pesanggrahan di lereng Gunung Arjuna. Tetapi nasib baik masih menyertai mereka. Gerombolan terlatih itu tidak diketahui dari mana asalnya. Berdasarkan pengamatan Rakryan Patih Gagak Ketawang, ada tiga tempat yang patut dicurigai sebagai asal mereka. Pertama Matahun, kedua Pandhan Salas, dan ketiga Majapahit sendiri. Bhre Kertabhumi pun mengirimkan pasangguhan-pasangguhan terpecaya demi mencari warta asal-usul gerombolan bercadar tersebut. Arya Patarka dan Arya Bacuk dikirim ke Matahun. Arya Sumangsang dan Arya Pekik dikirim ke Pandhan Salas. Arya Bangah, Arya Gajah Para, Arya Seger, berikut Raden Ayu Rara Anteng, dikirim ke Kapatihan Majapahit.
Di Tarub, Ki Gedhe Tarub mengungkapkan rahasia jati diri Rara Nawangwulan, istrinya, kepada Rara Nawangsih, putrinya. Rara Nawangwulan yang dikenal sebagai bidadari Suralaya, yang turun ke bumi Tarub, tiada lain adalah sosok manusia biasa yang sudah digariskan menjadi perantara bagi bertumbuhnya para penguasa Jawa. Melalui perkawinan Rara Nawangsih dengan Raden Bondhan Kajawan, putra Bhre Kertabhumi, adalah tonggak bumi Jawa sesudah kehancuran Majapahit!
0000009821 | IND 813 Sha s | SMA Athalia (813 SMA (GURU)) | Available |
No other version available